Minggu, 24 Oktober 2021

Strategi Pengembangan Sistem Informasi untuk Perusahaan dalam meningkatkan kualitas produk by.Betta Rismalia A

 

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PADA PT. NUSA BANGSA UNTUK PELAYANAN PRODUK UNILEVER

 

BETTA RISMALIA AGUSTINA

Jurusan Sistem Informasi, Universitas Gunadarma, NPM 10120237, Kelas 2K07

(bettaagustina521@gmail.com)

Mata Kuliah : Inovasi SI and New Technology #

Dosen Pengampu: Dian Gustina, S.Kom, M.Si

 

ABSTRAK

Perlu di ketahui bahwa seluruh aktivitas manusia akan tetap berhubungan dengan system informasi, dimana bukan hanya seorang individu saja yang membutuhkan suatu informasi yang dapat membantunya dalam menuntaskan suatu pekerjaan karena manusia adalah makhluk social , maka suatu perusahaan juga membutuhkan yang namanya system informasi. Pada dasarnya system informasi tidak selamanya harus berbentuk komplek, ada pula yang sederhana. Namun, suatu kualitas informasi bergantung pada 4 hal , yaitu akurat, tepat waktu, relevan dan ekonomis. Maka dari itu suatu kebutuhan akan implementasi informasi yang menerapkan system informasi sangat dibutuhkan dan sangat penting bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan yang menaungi banyak karyawan. Jika suatu perusahaan menerapkan atau melakukan tindakan yang dilaksanakan berdasarkan rencana yang sudah disusun atau di buat dengan cermat serta terperinci saya rasa kebutuhan akan informasi yang menerapkan system informasi akan berjalan dengan baik dan terpenuhi kebutuhannya, sehingga kelangsungan kehidupan perusahaan dapat dikendalikan seoptimal mungkin.

Perusahaan tidak hanya dituntut untuk menjalankan kegiatas perusahaan dengan begitu saja, namun perusahaan juga dituntut agar bisa menjadikan perusahaannya tersebut dapat lebih unggul dari pesaing sejenis, serupa atau beda sekalipun. System informasi yang didapatkan oleh suatu perusahaan tentunya dapat menjadikan sebagai salah satu bentuk penerapan yang baik dalam perusahaan agar mereka lebih terarah dalam menjalankan kegiatan perusahaan, system informasi juga membantu dalam mengembangkan dan memperbaiki segal hal yang kurang baik dan kurang tepat agar perusahaan bisa tetap eksis di dunia persaingan global dunia.

 

 

                                                        PENDAHULUAN

 Di era digital dan modern seperti ini, tentunya sebuah perusahaan akan mengambangkan lebih lanjut perusahaan yang ia Kelola agar tetap eksis didunia persaingan global. System informasi yang kurang diterapkan pada perusahaan akan memperkeruh jalannya kegiatan perusahaan atau bisa saja kegiatan perusahaan tidak berjalan pada mestinya. Agar menciptakan suatu perusahaan yang unggul serta dapat bertahan dan bersaing dengan perusahaan lain yang serupa, sama atau bahkan berbeda sekalipun, suatu perusahaan haruslah memanage seluruh kegiatan perusahaan agar berjalan sesuai rencana, tujuan dan kegemilangan kehidupan perusahaan yang baik. Oleh karena itu perushaan tak hanya memberikan pelayanan terbaik kepada para konsumen, perusahaan juga dituntut untuk memberikan penerapan penerapan terhadap karyawan yang membantu dalam menjalankan roda usaha dengan menambahkan pengetahuan akan system informasi yang akan membuat rantai nilai (value chain) dan sistem nilai (value system) membaik atau bahkan meningkat seiring dengan aktivitas perusahaan yang tetap beroperasi sesuai dengan rencana, tujuan yang jelas serta suatu perusahaan akan meningkat nilai ekonomisnya, nilai perusahaan dimata public umum seantero dunia.

Pengembangan sistem (system development) merupakan aktivitas menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang sudah ada. Pengembangan sistem menurut Rustono (2003) dilakukan dengan merencanakan dan mengembangkan arsitektur sistem informasi organisasi yang terdiri atas komponen-komponen software, hardware, brainware, proses dan prosedur, infrastruktur, dan standar. Menurut Earl (1989), strategi pengembangan sistem informasi meliputi tiga pilar utama, yaitu Information System Strategy (ISS), Information Technology Strategy (ITS), dan Information Management Strategy (IMS).

Metodologi Pengembangan Sistem Informasi

Pengembangan sistem informasi dapat dilakukan dengan beberapa cara. Menurut Jogiyanto (2005:433) pengembangan sistem informasi dapat dilakukan dengan dua cara, antara lain :

1. System Development Life Cycle (SDLC).

 

Sistem dikembangkan oleh analis sistem, yaitu orang yang memiliki kemampuan mengembangkan sistem cara profesional. SLDC terdiri dari 5 fase, yaitu :

a.      Fase Perencanaan meliputi, mendefinisikan masalah, mengkonfirmasikan kelayakan produk, membuat jadwal,menentukan staff yang terlibat, memulai proses pengembangan.

b.     Fase analisa meliputi, Mengumpulkan informasi Mendefinisikan kebutuhan - kebutuhan sistem, Membangun prototipe yang sesuai atau memenuhi kebutuhan sistem, Menentukan prioritas kebutuhan sistem, Membuat prototipe atas prioritas dan melakukan evaluasi terhadap alternatif yang dipilih, Mereview rekomendasi terhadap pihak manajemen.

c.      Fase Desain meliputi, Desain Level Tinggi (Arsitektur Sistem),  Desain dan integrasi jaringan, Desain arsitektur aplikasi, Desain Level Rendah, Desain user interface, Desain sistem interface, Desain dan integrasi database, Prototype desain secara lengkap, Desain dan integrasi pengawasan sistem

d.     Fase Implementasi meliputi, Membangun komponen - komponen perangkat lunak Melakukan verifikasi dan pengujian Mengkonversi data Melakukan training user dan mendokumentasikan sistem Menginstall sistem

e.      Fase Support / Dukungan meliputi, memelihara sistem, memperbaiki sistem, mendukung pelayanan.

Menurut Wahid (2001) pemilihan metode pengembangan sistem informasi perlu dilakukan dengan tepat agar sistem yang dikembangkan sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan organisasi, tepat waktu dan sesuai dengan anggaran organisasi. Ketepatan pemilihan metode pengembangan sistem oleh organisasi menurut Jogiyanto (2005:476) ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu ketersediaan paket, sumber daya sistem teknologi informasi, dampak dari sistem dan jadwal pemakai sistem. Prioritas pertama pemilihan metode pengembangan sistem adalah paket. Ketersediaan paket merupakan faktor penentu pembelian paket. Jika paket tidak tersedia prioritas kedua jatuh pada outsourcing. Penentuan apakah akan dikerjakan dan dioperasikan oleh pihak ketiga (outsourcing) ditentukan oleh faktor kemampuan sumber daya sistem teknologi informasi (STI) yang dimiliki organisasi. Jika keputusan akan dikembangkan secara internal (in sourcing) biasanya yang dipertimbangkan adalah metode pengembangan End User Computing (EUC). Faktor penentu pengembangan EUC adalah dampak dari sistem yang dikembangkan. Jika dampaknya sempit yaitu hanya pada individu pemakai sistem yang sekaligus pengembang sistem itu saja, maka EUC tepat jadi pilihan. Sebaliknya jika dampaknya luas sampai ke organisasi, pengembangan sistem dengan EUC akan berbahaya, karena jika terjadi kesalahan dampaknya akan berpengaruh pada pemakai sistem lainnya atau pada organisasi secara luas.

 

Langkah-Langkah Strategi Pengembangan

 

1.     Tahap Perencanaan

Tahap ini merupakan suatu rangkaian kegiatan sejak ide pertama yang melatarbelakangi pelaksanaan pengembangan sistem tersebut dilontarkan. Dalam tahap perencanaan pengembangan sistem harus mendapatkan perhatian yang sama besarnya dengan merencanakan proyek-proyek besar lainnya, seperti perencanaan pengadaan perangkat jaringan teknologi informasi (TI), rencana membangun gedung kantor 15 tingkat. Keuntungan-keuntungan yang diperoleh jika proyek pengembangan sistem informasi direncanakan secara matang, mencakup:

a.      Ruang lingkup proyek dapat ditentukan secara jelas dan tegas. Unit organisasi, kegiatan ataun sistem yang mana yang akan dilibatkan dalam pengembangan ini? unit mana yang tidak dilibatkan? Informasi ini memberikan perkiraan awal besarnya sumber daya yang diperlukan.

b.     Dapat mengidentifikasi wilayah/area permasalahan potensial. Perencanaan akan menunjukkan hal-hal yang mungkin bisa terjadi suatu kesalahan, sehingga hal-hal demikian dapat dicegah sejak awal.

c.       Dapat mengatur urutan kegiatan. Banyak sekali tugas-tugas terpisah dan harus berjalan secara bersamaan/paralel yang diperlukan untuk pengembangan sistem. Tugas-tugas ini diatur dalam urutan logis berdasarkan prioritas informasi dan kebutuhan untuk efisiensi.

d.     Tersedianya sarana pengendalian. Tingkat pengukuran kinerja harus dipertegas sejak awal.

 

2.      Tahap Analisis

 

Ada dua aspek yang menjadi fokus tahap ini, yaitu aspek bisnis atau manajemen dan aspek teknologi. Analisis aspek bisnis mempelajari karakteristik organisasi yang bersangkutan. Tujuan dilakukannya langkah ini adalah untuk mengetahui posisi atau peranan teknologi informasi yang paling sesuai dan relevan di organisasi dan mempelajari fungsi-fungsi manajemen dan aspek-aspek bisnis terkait yang akan berpengaruh atau memiliki dampak tertentu terhadap proses desain, konstruksi, dan implementasi. Selama tahap analisis, sistem analis terus bekerjasama dengan manajer, dan komite pengarah SIM terlibat dalam titik-titik yang penting mencakup kegiatan sebagai berikut:

a. Menetapkan rencana penelitian sistem

b. Mengorganisasikan tim proyek

c. Mendefinisikan kebutuhan informasi

d. Mendefinisikan kriteria kinerja sistem

e. Menyiapkan usulan rancangan sistem

f. Menyetujui atau menolak rancangan proyek pengembangan sistem

Keluaran dari proses analisis di kedua aspek ini adalah masalah- masalah penting yang harus segera ditangani, analisis penyebab dan dampak permasalahan bagi organisasi, beberapa kemungkinan skenario pemecahan masalah dengan kemungkinan dan dampak risiko serta potensinya, dan pilihan alternatif solusi yang direkomendasikan.

3.     Tahap Perancangan / Desain

Pada tahap ini, tim teknologi informasi bekerja sama dengan tim bisnis atau manajemen melakukan perancangan komponen-komponen sistem terkait. Tim teknologi informasi akan melakukan perancangan teknis dari teknologi informasi yang akan dibangun, seperti system basis data, jaringan komputer, teknik koversi data, metode migrasi sistem, dan sebagainya. Sementara itu, secara paralel dan bersama-sama tim bisnis atau manajemen, dan tim teknologi informasi akan melakukan perancangan terhadap komponen-komponen organisasi yang terkait, seperti: yang akan berpengaruh atau memiliki dampak tertentu terhadap proses desain, konstruksi, dan implementasi. Selama tahap analisis, sistem analis terus bekerjasama dengan manajer, dan komite pengarah SIM terlibat dalam titik-titik yang penting mencakup kegiatan sebagai berikut:

                                             

a. Menetapkan rencana penelitian sistem

b. Mengorganisasikan tim proyek

c. Mendefinisikan kebutuhan informasi

d. Mendefinisikan kriteria kinerja sistem

e. Menyiapkan usulan rancangan sistem

f. Menyetujui atau menolak rancangan proyek pengembangan system 

 

 

NILAI BERKELANJUTAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI UNILEVER

 

Nilai berkelanjutan yang diperoleh Unilever Indonesia melalui kekuatan dalam inovasi yang telah dibuktikan dengan adanya peluncuran serangkaian produk yang secara nyata telah mengalami kesuksesan. Hal ini membuktikan bahwa perseroan telah meraih keunggulan dalam berbagai hal, diantaranya dengan memperkuat kembali para mitra distribusinya dan mengembangkan pasar-pasar baru secara agresif. Untuk itu, pentingnya membahas strategi yang dilakukan oleh perseroan dalam mewujudkan nilai yang berkelanjutan bagi pemegang kepentingan dan masyarakat pada umumnya Peningkatan daya saing Unilever Indonesia dilakukan dengan menggunakan basis utama yaitu inovasi yang superior dimana yang satu dengan yang lainnya mempunyai keterkaitan yang tinggi. Strategi Unilever Indonesia dalam mengembangkan usahanya dilakukan melalui berbagai inovasi dalam penganeka ragaman portofolio merek yang dibagi dalam dua kelompok, yaitu kategori produk keperluan rumah tangga dan perawatan tubuh yang terdiri dari 26 jenis produk yang disiapkan oleh perusahaan untuk membantu konsumen dalam menikmati hidup sehari-hari dan kelompok makanan dan minuman yang terdiri dari 14 jenis produk yang dapat memanjakan konsumen dengan pilihan rasa yang nikmat, bergizi dan berkualitas tinggi.

Kesuksesan dan keberhasilan perusahaan dalam melipatgandakan bisnisnya dan mengembangkan usahanya ditandai dengan banyaknya omset yang dicatat lebih dari 2 miliar euro dalam kurun waktu lima tahun. Perusahaan meluncurkan produk Sunligt pada tahun 2013 dalam rangka memperingati 80 tahun perjalanan Unilever Indonesia untuk memberikan inspirasi bagi masyarakat dalam menciptakan masa depan yang lebih cerah. Perusahaan yang melakukan keputusan strategis dan menerapkannya dengan cepat, inovatif serta mampu menghasilkan produk dan jasa yang berkualitas, memungkinkan perusahaan untuk mencapai daya saing strategis di pasar domestik dan global serta merupakan pesaing yang kuat dan memiliki peluang menghasilkan laba diatas rata-rata.

Strategi yang dilakukan oleh Unilever untuk mendapatkan pengendalian atas para pesaing yang berada pada rangkaian produk-pemasaran yang sama oleh beberapa perusahaan yang lebih kecil dalam industri yang didominasi oleh pesaing besar.

Strategi ini dikatakan integrasi ekspansif dan memiliki daya tarik yang tinggi karena produk baru yang dihasilkan oleh unit usaha strategis baru memiliki keterkaitan dengan produk yang diproduksi sebelumnya dan keterkaitan tersebut dapat berkembang pada aspek pasar, produksi, teknologi, dan sumber daya manusia.

 

KESIMPULAN

 

Perusahaan harus berusaha mencapai keunggulan kompetitif berkelanjutan yang berarti menunjukkan upaya perusahaan dalam jangka panjang yang mampu mempertahankan posisi keunggulan kompetitif dalam industri. Keunggulan kompetitif berkelanjutan akan tercapai bila suatu perusahaan berhasil memformulasikan dan mengimplementasikan sutu strategi yang menciptakan nilai bagi konsumen dalam jangka panjang dan susah ditiru oleh pesaing.

Nilai yang harus diciptakan dalam konteks persaingan adalah sesuatu yang dicari oleh konsumen seperti harga yang murah, produk yang berkualitas, merek yang terkenal, keunikan fitur dan atribut produk yang khas, dan pelayanan purna jual. Penciptaan nilai tersebut dapat meningkatkan nilai perusahaan secara keseluruhan dengan meningkatnya pangsa pasar dan penjualan serta bisa memberi dampak pada peningkatan harga saham. Nilai yang diperoleh oleh Unilever Indonesia dibuktikan dengan sejumlah penghargaan yang didapatkannya.

Peran penerapan system informasi pada suatu perusahaan memang sangat dibutuhkan, terlebih dijaman yang cenderung lebih menggunakan teknologi digital untuk menunjang seluruh kegiatan perusahaan baik itu dari sisi tata Kelola hingga keseluruhan organisasi. Dimana penerapan system informasi tersebut lah membawa dampak positif bagi suatu perusahaan untuk menunjang sumber daya informasi sebuah perusahaan meliputi peranti keras, peranti lunak, spesialis informasi, pengguna, fasilitas, basis data (database), dan informasi. Informasi memiliki empat dimensi yang diinginkan: relevansi, akurasi, ketetapan waktu, dan kelengkapan. Perusahaan akan tercapai bilamana perusahaan tersebut berfokus pada model delapan unsur lingkungan sebuah perusahaan dapat menjadi suatu cara yang baik untuk memahami kompleksitas dari bagaimana perusahaan akan berinteraksi dengan lingkungannya serta perusahaan diharuskan memiliki keunggulan, tak hanya dalam segi kompetitif saja namun pengelolaan sumber daya fisik juga diperlukan dan sumber daya virtual ternyata juga dapat memainkan peranan yang besar. Sebuah rencana strategis untuk sumber daya informasi akan mengidentifikasikan tujuan-tujuan yang harus dipenuhi oleh sistem informasi perusahaan di tahun-tahun mendatang dan sumber daya informasi yang akan diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.

Perusahaan juga harus membentukan perencanaan dengan baik untuk peningkatan keunggulan perusahaan dari perusahaan pesaing sejenis, sebuah perusahaan haruslah dapat berinteraksi dengan lingkunganya dan membuat produk yang sesuai dengan kebutuhan, kondisi dan lingkungan, memiliki keunggulan dari produk tersebut dengan pesaing sejenis agar konsumen dapat lebih memilih perusahaan tersebut sebagai produsen terbaik dan berkualitas, perusahaan juga akan meningkatkan Keunggulan kompetitif  seperti pengelolaan sumber daya fisik dan sumber daya virtual serta turut dalam mengontribusikan pemikiran-pemikiran mengenai rantai nilai (value chain) dan sistem nilai (value system) agar kelangsungan hidup perusahaan tetap terjaga , serta mencari informasi sebaganyak-banyaknya untuk meningkatkan keunggulan strategis, taktis, dan operasional. Serta sumber daya informasi meliputi peranti keras, peranti lunak, spesialis informasi, pengguna, fasilitas, basis data (database), dan informasi yang nantinya akan diberikan kepada karyawan yang bekerja dalam perusahaan saya dimana seluruh informasi tersebut haruslah elevansi, akurat, tepat waktu dan kelengkapan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Michael Victor panduwinata

Rabu, 03 Januari 2024 Artikel tentang Perilaku ibu hamil dalam pencegahan hyperemesis gravidarum.     Hyperemesis gravidarum adalah kondisi ...