Minggu, 24 April 2022

"Artikel Tentang Menganalisis Pelayanan Publik Milik Pemerintah Terkait Manajemen Layanan Sistem Informasi"

 

 

Pelayanan public milik pemerintah terkait manajemen layanan system informasi LRT Palembang

 


 

Lintas Rel Terpadu (LRT) Sumatra Selatan, dikenal dengan nama lain LRT Palembang adalah sebuah sistem angkutan cepat dengan model Lintas Rel Terpadu yang beroperasi di Palembang, Indonesia, menghubungkan Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II dengan Kompleks Olahraga Jakabaring.  Lintas Rel Terpadu (LRT) Sumatera Selatan ini telah menjadi ikon kota berjuluk Venesia dari Timur tersebut. Resmi beroperasi sejak Agustus 2018, LRT Palembang dibangun guna menunjang mobilitas masyarakat dan atlet pada perhelatan akbar ASEAN Games 2018 lalu.Jalur LRT ini dibangun sepanjang 23 kilometer, menghubungkan Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, Masjid Agung Palembang dan Jakabaring Sport City.

Setidaknya terdapat 13 stasiun serta 9 sub stasiun dari bandar udara ke hulu Palembang, yang dilewati oleh LRT ini. Moda transportasi kereta ringan yang menghabiskan dana pembangunan Rp10,9 triliun itu, melintasi sungai Musi dan Jembatan Ampera. Pembangunan prasarana LRT Palembang selesai pada Februari 2018. Serangkaian uji coba dilaksanakan sejak Mei hingga Juli 2018, termasuk uji coba terbatas dengan penumpang pada 23-31 Juli 2018.

Kereta ini memiliki sistem daya kelistrikan 750 V DC dengan aliran listrik rel ketiga. Setiap rangkaian yang diproduksi PT Industri Kereta Api di Madiun terbuat dari aluminium, dengan dimensi tinggi rangkaian 3.700 mm (4 yd 1 ft 9 in), dan panjang setiap rangkaian kereta dengan tiga gerbong sepanjang 51.800 mm (56 yd 1 ft 11 in). Bahan pembuat rangkaian kereta yang diproduksi PT Industri Kereta Api sebagian besar sudah berasal dari material dalam negeri.

 

Rel kereta

LRT Palembang berjalan melalui rel-kereta-layang tanpa ballast dengan lebar sepur 1.067 mm (3 ft 6 in), yang membentang sepanjang 234 kilometer (145 mi) dari Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II di ujung barat menuju Depot OPI di ujung timur. Teknologi persinyalan kereta ini menggunakan metode sinyal fixed-block, dengan dilengkapi peralatan rel  kereta. dibangun menyeberangi Sungai Musi, sejajar dengan Jembatan Ampera.

Jumlah Penumpang dan Tarif

Pemerintah menargetkan jumlah penumpang sebesar 96.000 orang per hari melalui proyek ini, dengan perkiraan pertambahan jumlah penumpang hingga 110.000 orang pada tahun 2030 Tarif sekali angkut penumpang kereta ini sebesar Rp5.000,00 per penumpang dari dan ke stasiun mana saja, kecuali untuk ke Bandara SMB II dipatok tarif Rp10.000,00 per penumpang. Tarif ini disubsidi pemerintah dengan kisaran Rp200-300 miliar setahun hingga jumlah penumpang yang menaiki moda ini dapat menutup biaya operasional. Berikut ini adalah kartu uang elektronik perbankan yang disahkan oleh LRT Palembang.

 

 

Referensi:

https://www.daerahkita.com/artikel/54/lrt-palembang-kereta-lrt-pertama-di-indonesia

 

 

 

Nama: Betta Rismalia Agustina                                                                Npm:10120237 

Matkul: Management Layanan System Informasi

Kelas: 2KA07

 

 

 

Michael Victor panduwinata

Rabu, 03 Januari 2024 Artikel tentang Perilaku ibu hamil dalam pencegahan hyperemesis gravidarum.     Hyperemesis gravidarum adalah kondisi ...